Aku Memilihmu



Pilih dia atau aku, Lucie?

“Jangan gegabah! Berpikirlah!” lelaki di depanku berteriak. Mukanya pasi melihatku.

Aku tersudut. Suasana ini amat mendesak. Waktuku tak banyak. Demi Tuhan aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Aku menyerah kalah melawan egoku.

“Lucie! Kumohon tenanglah!”

Pandanganku kabur, pun pendengaranku.

Pilih dia atau aku, Lucie? Keduanya sama tak menguntungkan bagimu. Akhiri saja dengan cepat. Waktumu tak banyak.

“Bagaimana aku bisa tenang? Tanyakan pada orangtuamu!” keluhku.

“Baik ... baik semua bisa kita bicarakan lagi, Lucie.”

“Apalagi yang harus dibicarakan? Sudah jelas orangtuamu tak menginginkanku!” suaraku tercekat, “Lima tahun bukan waktu yang singkat, Mas!”

Lelaki itu mengangguk paham. Mendekat perlahan mencoba merengkuhku dalam pelukannya. Berharap aku lupa. Hilang ingatan.

Kubiarkan dia memelukku agar kurasakan tubuhnya terakhir kali. Kubenamkan kepalaku di dadanya yang nyaman. Jemarinya dengan lembut menyusur helai rambutku. Aku diam. Karena aku harus memilih kali ini.

Lelaki itu tersungkur. Terkejut.

“A ... ap ... a ... yang ka ... mu ... la ... kukan?”
“Aku memilihmu.”

Pilihan yang tepat, Lucie. Kamu hujamkan aku di tubuhnya. Lantas mau apalagi? Kamu terlalu naif hidup sendiri.


“Kamu benar,” kucabut benda tajam itu. “Aku tidak akan hidup sendiri. Kita akan mati bersama.”
***

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar