Gue terdiam
berpikir sambil elus-elus janggut. Setelah beberapa menit berlalu, gue beranjak
mendekati tirai itu dan bersiap membukanya.
“WOI!!
JANGAN!!” Teman-teman gue di belakang berseru.
Ekor mata
gue menangkap dua tangan yang diayunkan ke kanan lalu ke kiri persis seperti bilang,
da dah. Dua tangan itu masih men-da-dah-i gue disusul dua tangan lagi di
sampingnya. Gue mengira itu bukan ucapan selamat tinggal ke gue secara
simbolis. Lebih tepatnya mengumpat ke gue, gila
lo! Jangan buka tirai kedua. Itu Zonk! Setidaknya itu yang berhasil gue
terjemahkan dari bibir teman-teman gue yang membentuk bulatan seperti donat
yang tengahnya bolong.