Malam
itu keheningan kota menyergap sepasang muda-mudi ketika sebuah pertanyaan
terlempar. Di sebuah kafe berlatar ala warung kopi. Pada pukul tujuh lewat lima
perempuan itu bertanya memecah canda, “Apa kau mencintaiku, Ragil?”
Hening
sejenak seakan semesta membungkam keadaan. Seakan alam meredupkan pelita
menjadi temaram.