Sudah pukul lima sore.
Kuembuskan napas kesalku.
“Si
Mala sudah lewat ya, Mbok?” tanyaku sambil melumat pisang goreng yang dijual
Mbok Yati. Janda empat puluh tahunan itu paling hafal kapan Mala lewat di depan
warungnya.
“Ndak tahu, Le. Biasanya jam segini dia mampir beli gorengan,” terang Mbok Yati
sembari sibuk meladeni pembeli.