Kabut
pagi sekitar pukul 06.00 tanganku gemetar menahan dingin udara yang kali ini
berbeda dari biasanya. Cuaca akhir-akhir ini memang tak jelas gerangan. Tubuhku
melaju 60 km/jam di atas motor matic
merah. Motor seorang teman yang sudah merelakan waktu tidurnya untuk
mengantarku ke stasiun pagi ini. Laju motor melambat memasuki pintu peron. Aku
sampai di stasiun tempat dahulu aku mengantarmu malam itu. Aku hanya memandang
dari ruang tunggu saat langkah kakimu pelan menjauhkan kita. Aku masih ingat
pukul berapa, dimana kita duduk menunggu kereta, sampai warna sepatu yang kau
pakai malam itu. Aku hanya tak ingat nama kereta malam yang kau naiki. Ah, kali
ini aku akan merasakan saat-saat itu lagi. Menunggu kereta, menyiapkan tiket,
mengucapkan salam perpisahan pada orang yang mengantar, membawa tas berat dan
ribet. Pukul 07.00 tepat terdengar deru kuda besi datang dari arah barat.
Keretaku masuk di jalur dua menggandeng delapan gerbong warna oranye. Gerbong 7
tertulis di tiket yang sedang kupegang. Kedua kakiku mengantarkan aku memasuki
gerbong yang cukup lebar. Gerbong ini tidak seperti yang kubayangkan. Pengap,
kotor, penuh sesak seperti itulah cerita teman-temanku yang pernah merasakan
kereta kelas ekonomi. Tetapi sekarang sudah berbeda. Keretaku ini kelas ekonomi
dan sudah ber-AC serta penumpang yang sesuai dengan kuota.
Home
Archive for
2013
Dulu.
Dulu kita punya cerita.
Teman.
Dulu kita berteman.
Sampai sekarang pun kita berteman.
Hanya berteman.
Sampai akhirnya waktu mu berkurang untuk ku.
Tak terlalu banyak cerita di antara kita,tak terlalu ramai suara tawa kita,bahkan tak ada lagi perhatian2 kecil mu pada ku.
Kita masih berteman,cuma teman.
Dulu hujan selalu menjadi teman kita,
begitu banyak saat2 kita bersama hujan.
Dulu aku begitu senang ketika hujan turun,jika hujan basahi,seakan hujan bersama mu,ku menyayangi hujan seperti hati ini sedang memandang mu..aku selalu tersenyum..saat rindu,cukup dengan hujan yang ku tunggu.
Tapi sekarang kita hanya teman,karena dari dulupun kita hanya teman.
Prolog : Sebenarnya ini bukan karya saya seorang, tetapi kolaborasi dengan cerpenis @gardeatyas September 2013. cekidot.... :)
Hangat
mentari meresap ke tubuh laki-laki yang baru saja terbangun dari tidurnya. Perlahan kedua bola matanya mencoba melihat keindahan
dunia yang Tuhan berikan. Laki-laki
itu terpejam dan menonjolkan hidungnya
seakan
dia bisa mencium aroma udara pagi di luar sana. Namun percuma saja yang tercium
hanyalah aroma pengap sebuah gerbong kereta. Laki-laki bernama Damar itu duduk
di salah satu bangku kereta jurusan
Solo. Sekian lama
dia menikmati hamparan hijau yang tersapu angin. Rumah, sawah, dan pemandangan itu sedang beradu lari
dengan kereta, saling mengejar. Hanya Damar yang terdiam dan semakin
cepat kereta itu melaju semakin cepat pula Damar meninggalkan rumahnya di Bandung.
Sudah
lebih dari enam jam Damar terduduk di bangku kereta itu. Sudah belasan kali pedagang
asongan menghampirinya
menawarkan ini dan itu. Ah, sudah berapa stasiun yang dilewatinya. Pukul delapan pagi, Damar tiba di
Stasiun Tugu Yogyakarta. Tak ada yang istimewa dengan stasiun itu. Sama dengan
stasiun-stasiun lain yang telah dilihatnya lebih dulu. Pandangan Damar kini
beralih pada penumpang yang keluar masuk gerbong.
“Ah, sampai jam berapa
nanti aku di Solo?” Batinnya dengan tak sabar.
Masa-masa paling indah adalah masa-masa
di sekolah. Adalah wajar jika keseharian Andhika sebagai anak putih abu-abu
yang masih polos dan masih semangat-semangatnya dengan sesuatu yang disebut
persahabatan bersama dengan Adli dan Deva. Andhika, cowok tegas dan pemimpi
yang mencoba realistis namun terkadang perfeksionis belum pernah merasakan
manis pahit cinta. Hingga sosok Angel menggetarkan dinding kepolosan cintanya. Segenap
upaya dia lakukan untuk mendekati Angel. Namun Andhika terjebak dan terpaksa
menjadi orang lain untuk Angel. Dengan menggunakan nama yang lain, Andhika
menjelaskan segalanya. Sebuah akibat tak akan muncul tanpa adanya sebab...
***
Alhamdulillah. ‘Anak saya’ sudah saya
remake dengan cover dan plot baru setelah sebelumnya banyak kesalahan teknis
hehe. Yang di atas itu sedikit bocoran tentang isi bukunya, kalo masih penasaran silakan baca sampelnya dan order di link ini :
Masih bingung gimana ordernya? Boleh
tanyakan langsung ke penulisnya nih
CP : 085726355507
BB : 73ccaedd
Twitter : @ardirahardian
Terima kasih J
Langganan:
Postingan
(
Atom
)