Just Holding On


“Im alone and you’re my only friend....”

Aku dikerumuni ribuan cahaya lampu jalanan. Sendiri berkelakar dengan risau. Hanya kamu yang kupikirkan. Tidak lebih untuk menyapa, “Selamat malam?” atau “Mari kita keluar cari makan.” Memang itu kata-kata mujarab dariku yang selalu sukses kamu pelintirkan ke sudut di mana aku akan  termangu. Mengulur benang panjang hingga lenyap di balik awan. Merenungimu sendirian dan cukup hanya kamu saja. Separuh jiwaku.

“Seem so hard to share just with you....”

Sesungguhnya aku ini cuma sepi yang dibalut kangen. Yang tak tertepis memujamu. Menantimu untuk berbagi. Mengajakmu untuk menimbang seberapa berat arah yang kutuju. Hanya kamu yang sesungguhnya akan mengerti mereka adalah musuh-musuhku. Lawan kita yang belum kita sadari. Kamu harusnya rela untuk dibagi menjadi serpihan diriku.


“Give me sometime to shake my brain to the ground....”

Setiap ucap dan gerak-gerik yang terbesit dari ragaku adalah kamu yang menyamar diam-diam. Menggerogoti isi kepala seperti mayat hidup. Kubiarkan saja agar kamu tahu rasanya. Aku dan kamu berasal dari senyawa yang sama.

“Won’t take long, If we’re still holding on....”

Kita seharusnya bertahan dari apa pun. Dari dunia nyata yang kamu anggap pahit. Sebab kamu tak melihat, mencium, dan mendengar siapa aku ini. Kamu tidak bisa bertahan, maka akulah yang menangkapmmu dari arah yang tak kamu duga. Kamu akan dan selalu mengelak. Mengembalikanku dalam kungkungan. Belenggu rindu. Sendu. Pilu.

“Woke up this morning the sunrise shine on me....”

Kamu adalah pagiku yang kudamba seperti mentari. Seperti embun yang sejuk. Ada kalanya kamu harus tahu itu. Kamulah yang memberikanku seringai manis. Kamulah awal dan akhir suatu hari nanti. Menyinari tak kalah hangat dari mentari. Menyejukkan lebih dari rinduku kepada embun pagi.

“Kind of funny when I see your face baby....”

Melihatmu di setiap pagi membuatku tergelak gemas. Kamu lebih pintar dari pengarang cerita mana pun. Sanggup untuk mengangkat ujung-ujung bibirku agar memamerkan apa itu senyum. Dunia tak lagi suram sebab kamu tersesat di dalamnya. Menyesatkan aku dalam bahagia. Bukan dusta.

“And all good feelings are what I wanna give to you....”

Sesungguhnya kamu tak perlu tahu itu. Tetaplah menanti perasaan itu. Rasa yang tak terlupa selamanya. Sehingga kamu akan mati dalam pencarian rindu. Penasaran. Tidak perlu aku katakan karena semesta pun tahu. Semua ini untukmu.

“Now feels so good if we are holding on....”

Kamu tidak akan tahu jika tak bertahan. Kamu akan lupa jika tak mengingat. Siapa aku, di mana kita seharusnya, kapan kita mesti bersama, bagaimana kamu dan aku menjalaninya, dan mengapa semua itu harus terjadi. Semua akan terasa mudah. Semua akan terasa ringan. Semua akan terasa indah. Jika kita bertahan dalam arus kasih dan sayang. Kamu harus tahu.

“All I wanna do is love you....”

Ya, dari gelagatku kamu menangkapku terang-terangan. Atau kamu sengaja diam agar percikan kejutan itu muncul? Semua yang ada padaku telah kamu sadari arahnya.  Aku hanya ingin mencintaimu dalam siang dan malam. Terik dan hujan. Benci dan rindu. Hidup dan mati. Kamu satu wadah yang menampung amukan emosiku. Cinta hakikat yang sebenarnya. Bukan nafsu apalagi materi.

“Lock your name deep in my soul....”

Jika aku adalah sebuah kotak hitam yang kamu temukan di antara ribuan kotak lainnya. Kamu tidak akan menyesal memilihku. Akulah kotak hitam yang menyimpan mutiara. Kotak hitam yang akan terlengkapi dengan pernik permata. Kotak hitam yang akan menyimpan namamu dalam-dalam. Kamu tidak perlu mencari apa pun dalam dunia ini. Cukuplah aku yang mencukupi.

“But the world out there to carries me away from you....”

Dalam gelap dan sesatnya dunia yang semakin tua. Mereka pelan menyudutkanku dan meracuni otakmu untuk menjauh. Sebab kamu tak siap dengan gelombang hidup dunia gila ini. Aku pun akan lenyap bila tak kamu raih. Seberapa kuat perasaan kita?

“Bring me home to keep us holding on....”

Membawamu tetap bertahan dalam hiruk-pikuk dan lalu lalang heterogenitas, ego, dan idealis. Semoga kamu mau berjalan bersamaku menapaki pematang yang sempit, aral yang terjal, tanah yang tandus. Mereka hanyalah kerikil dunia fana jika kita bersama. Bertahanlah, kamu dan aku.

*Song : Holding on by Gugun Blues Shelter.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar