Setlist



“Pertengkaran tadi harusnya gak terjadi. Gue pikir tindakan gue udah bener. Dasar penyanyi gak waras, mana ada penyanyi bawain lagu yang....”

“Uwaaaa ... gue dapet setlist lagunya!” seru seorang cewek memotong uneg-uneg yang lagi gue ungkapin.

“Gila nih cewek teriak gak tanggung-tanggung kencengnya,” gerutu gue kesel.

Harusnya ini bakalan jadi konser yang unik kayak nama penyanyinya—Nerry. Asalkan dia dengerin saran gue meski cuma pakai coret-coretan gini. Si Yama itu juga ikut-ikutan aja nurut banget sama si Nerry.

Nama yang udah meroket kolaborasi dengan alat musik yang gak semua orang mumpuni ditambah catatan-catatan lagu dari gue. Harusnya tepuk tangan penonton bukan untuk lagu terakhir yang jelek itu.
**
“Psst ...  denger, kalo lo masih pengen gue ajak manggung, lo harus masukin Whispers ke set lagu.” Nerry menggertak.

Gue mengkerut, “Yama ... tanya Yama, apa dia mau bawain lagu itu? Gue pikir dia gak bakalan mau.”

“Bodo amat, gue bakal improvisasi. Yama mau ngambek atau ngapain, gue gak peduli!” desis Nerry hampir memuntahkan dua bola matanya. Mendelik.

Dengan amat ragu kita bertiga—mungkin gue doang yang ragu—manggung bawain lagu runtut. Satu per satu lagu berlalu dengan tepuk riuh penikmat musik. Tapi gue bener-bener gak yakin sama lagu Whispers itu.

“Lo serius, Ner?” Whispers?”

“Jangan berisik, kita lagi di tengah-tengah lagu!” Nerry mendesis lagi.

“Yama!” seru gue meliriki benda hitam yang gue lihat bingung juga dengan setlist terakhir—Whispers.

Bodoh! Mana mungkin dia bisa speak up pas lagi manggung gini. Yama dikuasain penuh sama Nerry. Batin gue menyadari sesuatu hal yang gak mungkin dilakukan oleh sebuah grand piano ketika dimainkan oleh pemainnya. Dia gak akan sanggup bicara. Mulut Yama disumpal jemari lentik Nerry.

Gak mungkin! Setlist terakhir dan gue bener-bener gak tahu gimana akhirnya. Whispers itu belum rampung alias baru sampai chorus. Improvisasi yang kayak gimana? Sepanjang hayat gue manggung sama Nerry gak pernah ada yang namanya improvisasi. Nerry bener-bener sok ide.

“Nerry! Coret Whispers! Ganti yang lain!” Gue setengah membentak.

“Gak bakalan gue ganti. Ganti yang mana lagi? Hits gue udah keluar tadi.”

Eternity? Harmoni G Mayor? Dua Belas Malam?” usul gue dengan lagu subtitusi.

Nerry menggeleng mantap, matanya menyipit, tatapan licik. “Gak! Gue gak suka lo ngatur-ngatur gue!”

Belum sempat gue berucap, tangan lentik Nerry membungkus tubuh gue, meremas, lantas melempar gue ke penonton seraya berseru riang seperti gak terjadi apa pun, seperti melupakan catatan-catatan yang gue berikan. “Ada yang mau setlist lagu saya hari ini?”

Penonton bergemuruh mencoba menangkap gue yang gak berdaya dilempar atau lebih bijaknya dibuang oleh si artis gak waras. Mana ada penyanyi bawain lagu yang....

“Uwaaaaa ... gue dapat setlist-nya Nerry!”

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar