Setlist
“Pertengkaran
tadi harusnya gak terjadi. Gue pikir tindakan gue udah bener. Dasar penyanyi
gak waras, mana ada penyanyi bawain lagu yang....”
“Uwaaaa ...
gue dapet setlist lagunya!” seru
seorang cewek memotong uneg-uneg yang lagi gue ungkapin.
“Gila nih
cewek teriak gak tanggung-tanggung kencengnya,” gerutu gue kesel.
Harusnya ini
bakalan jadi konser yang unik kayak nama penyanyinya—Nerry. Asalkan dia
dengerin saran gue meski cuma pakai coret-coretan gini. Si Yama itu juga
ikut-ikutan aja nurut banget sama si Nerry.
“Psst
... denger, kalo lo masih pengen gue
ajak manggung, lo harus masukin Whispers
ke set lagu.” Nerry menggertak.
Gue
mengkerut, “Yama ... tanya Yama, apa dia mau bawain lagu itu? Gue pikir dia gak
bakalan mau.”
“Bodo amat,
gue bakal improvisasi. Yama mau ngambek atau ngapain, gue gak peduli!” desis
Nerry hampir memuntahkan dua bola matanya. Mendelik.
Dengan amat
ragu kita bertiga—mungkin gue doang yang ragu—manggung bawain lagu runtut. Satu
per satu lagu berlalu dengan tepuk riuh penikmat musik. Tapi gue bener-bener
gak yakin sama lagu Whispers itu.
“Lo serius,
Ner?” Whispers?”
“Jangan
berisik, kita lagi di tengah-tengah lagu!” Nerry mendesis lagi.
“Yama!” seru
gue meliriki benda hitam yang gue lihat bingung juga dengan setlist terakhir—Whispers.
Bodoh! Mana mungkin dia bisa speak up pas lagi manggung gini. Yama
dikuasain penuh sama Nerry. Batin gue menyadari sesuatu hal
yang gak mungkin dilakukan oleh sebuah grand piano ketika dimainkan oleh
pemainnya. Dia gak akan sanggup bicara. Mulut Yama disumpal jemari lentik
Nerry.
Gak mungkin!
Setlist terakhir dan gue bener-bener
gak tahu gimana akhirnya. Whispers
itu belum rampung alias baru sampai chorus.
Improvisasi yang kayak gimana? Sepanjang hayat gue manggung sama Nerry gak
pernah ada yang namanya improvisasi. Nerry bener-bener sok ide.
“Nerry!
Coret Whispers! Ganti yang lain!” Gue
setengah membentak.
“Gak bakalan
gue ganti. Ganti yang mana lagi? Hits gue udah keluar tadi.”
“Eternity? Harmoni G Mayor? Dua Belas
Malam?” usul gue dengan lagu subtitusi.
Nerry
menggeleng mantap, matanya menyipit, tatapan licik. “Gak! Gue gak suka lo
ngatur-ngatur gue!”
Belum sempat
gue berucap, tangan lentik Nerry membungkus tubuh gue, meremas, lantas melempar
gue ke penonton seraya berseru riang seperti gak terjadi apa pun, seperti
melupakan catatan-catatan yang gue berikan. “Ada yang mau setlist lagu saya hari ini?”
Penonton
bergemuruh mencoba menangkap gue yang gak berdaya dilempar atau lebih bijaknya
dibuang oleh si artis gak waras. Mana ada penyanyi bawain lagu yang....
“Uwaaaaa ...
gue dapat setlist-nya Nerry!”
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar