Celana



Sampai detik ini celana itu masih dikenakannya. Celana kesukaan yang tak pernah lupa dipamerkan kepada rekan-rekannya. Ada yang bilang celana itu diambilnya ketika jemuran tetangga sedang tak dijaga. Ah, kalau kata istrinya celana itu hasil dari jerih payah berjualan asongan setiap harinya. Istrinya tak pernah curiga dari mana asal celana itu. Toh itu hanya sebuah celana yang tak lebih dari penutup kemaluan suaminya.
Celana itu berwarna coklat. Hampir setiap hari Ramli memakainya. Anehnya si istri malah merasa senang dengan tampilan baru suaminya. Entah dari sisi trend mana celana coklat lusuh itu dipandangnya modis dan pas untuk ukuran suaminya. Tapi semenjak kasak-kusuk si istri kepada ibu-ibu tetangga perihal kepuasan batin yang diperolehnya tiap malam, kondisi kampung menjadi geger. Banyak gosip melanda bak jamur di musim hujan. Mulai dari celana itu membuat nafsu bercinta melejit berkali lipat. Hingga bisa menaikkan ketampanan setiap pria yang memakainya. Mulut ibu-ibu di kampung penuh busa menceritakan ini dan itu yang belum tentu benar adanya.

“Celana Si Ramli itu pas sekali di pakai dia. Kelihatan kekar,” bisik Ibu Karto kepada suaminya.
Mendengar desas-desus itu, Pak Karto bergelantungan tanda tanya. Tanpa basa-basi dia datangi Ramli, “Bolehkah kupinjam celanamu barang sehari saja, Ram?”
Ramli merasa ada nada yang ganjal dengan permintaan Pak Karto.
“Untuk apa? Kau ini bukannya orang mapan, kenapa pinjam celana orang miskin?” tegur Ramli.
“Kalau kau tak mau, biar kubeli celana itu,” desak Karto.
Ramli menggeleng tegas. Karto memanas. Rahangnya mengeras. Hatinya bergejolak. Matanya menjadi gelap akan kebenaran. Ramli diajaknya masuk ke dapur. Di sanalah Karto menusuknya dengan sebilah pisau. Beringas Karto lucuti celana Si Ramli yang tergolek bersimbah darah. Celana itu berpindah menjadi milik Karto. Dipakainya dengan bungah bagai mendapat hadiah.
Celana coklat itu kini melekat di tubuh Karto. Disadarinya ada yang mengeras dari bagian tubuhnya. Karto terhenyak kemaluannya menegang. Darahnya mendidih, kepalanya seakan berputar. Disadarinya sekali lagi gairah dalam dirinya memuncak. Di sanalah dia tuangkan hasratnya kepada tubuh Ramli yang nampak terlihat menggairahkan di mata Karto. Pria beranak dua itu merasa perjaka kembali setelah menyetubuhi Ramli. Dia pulang dengan dada membusung dan senyum tersungging. Segera ditemuinya istri yang gendut dan menor itu. Di bilik kamar, Karto menjajal kebolehan istrinya mengolah kemaluannya yang kembali perkasa.
Hari demi hari berlalu dan celana itu pun bergulir satu-satu ke tangan pria-pria di kampung itu. Pemerkosaan dan pembunuhan menjadi niat di setiap benak para pria-pria lajang. Terselubung atau terang-terangan sama saja. Suami-suami mati karena keserakahannya sendiri. Wanita-wanita menjadi tunasusila sekedipan mata. Kampung itu nista dibutakan celana dan diperbudak nafsu bejat.
Suatu siang, lewatlah seorang penjahit di kampung itu. Dilihatnya pemandangan yang memilukan. Wanita-wanita lunta dan renta mengais di mana-mana. Pria-pria penyakitan di sana-sini. Si penjahit termangu. Pandangannya menyapu semua sudut kampung. Sepotong celana coklat tertangkap matanya yang awas. Celana dengan bahan yang belum pernah didapatinya. Si penjahit bertanya-tanya, namun semua warga menjauh seperti melihat wabah, hantu, atau hal menakutkan lainnya. Dia terheran-heran. Dipikirnya celana itu sudah dibuang pemiliknya.
Seminggu kemudian, pemuda-pemuda bergerombol menggeruduk pasar. Ada obral celana murah. Celana pendek berwarna coklat yang telah diperbanyak oleh si penjahit. Sepulang dari pasar, pemuda-pemuda itu menjadi girang karena kemaluannya menegang. Kampung-kampung menjadi heboh. Erangan bersahutan dengan deru napas yang memburu. Pria-wanita jadi sasaran budak berahi. Bejatlah semua warga.
Celana pendek coklat itu kini ada di mana-mana. Berhati-hatilah dengan teman priamu atau kekasih gelapmu. Mungkin saja dia memiliki celana itu.
***
Kafe Waroengku, Surakarta. Malam sekitar pukul 22:07.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar