PAK CAMAT
Tok…tok…tok.
“Masuk!”
seru Pak Camat dari balik ruangan kerjanya.
Lelaki
berperut buncit menghampiri Pak Camat lantas menyodorkan sebuah map berwarna hijau,
“Pak, ada proposal dari Desa Banyusari.”
“Taruh
saja di meja,” timpal Pak Camat tak menggubris sibuk mencoret-coret proposal
yang menumpuk.
Selang
beberapa menit Pak Camat berdiri di ambang pintu ruangnya, “Darto!”
Lelaki
berperut buncit tadi terbirit-birit menghadap Pak Camat, “Ada apa, Pak?”
“Proposal-proposal
begini kok dikasih ke saya? Suruh pangkas anggaran-anggaran yang gak penting.
Saya gak sudi uang dihambur-hamburkan buat kegiatan gak jelas!” Setumpuk
berkas-berkas pengajuan dana dilimpahkannya kepada Si Darto.
“I…iya,
Pak. A…anu, Pak, yang Desa Banyusari tadi bagaimana, Pak? Soalnya tadi
Kadesnya….”
“Sudah
itu bukan urusanmu,” potong Pak Camat kesal.
Darto
manggut-manggut membiarkan atasannya itu melenggang memunggunginya.
Sore
sepulang dari kantor, Pak Camat bergegas mandi. Tak sabar ingin mematut diri.
Banyak acara hingga malam menanti. Di dalam kamar didapatinya istri yang
dikasihi. Pak Camat mendekat mengelus-elus wajah istrinya yang masih mengkilat.
Sembari berkaca di depan cermin tuanya.
Lihatlah, siapa suamimu sekarang?
Kalau saja kau masih dengan Kades Banyusari, pasti hidupmu masih mlarat. Dasar
Kades bodoh. Sekarang dia mau minta duit padaku? Huh! Jangan harap….
Di
depan cermin tua Pak Camat menyeringai. Menggandeng istri mudanya melenggang
pergi.
*199
kata.
*Ditulis
untuk Monday FlashFiction. Prompt #93.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
Mungkin karena keterbatasan kata ya, aku jd sedikit bingung dg karakter Pak Camat yg di awal seperti orang yg jujur dan berdedikasi, tpi ternyata mengambil istri orang.
BalasHapushaha iya yah, ternyata licik dia. makasih dah mampir
BalasHapus