Mengapa...?
Mengapa...?
Mengapa
kita terlahir di dunia?
Mengapa
kita hidup?
Mengapa
ada pertemuan?
Mengapa
ada perpisahan?
Mengapa
kita menangis?
Mengapa
kita tertawa?
Mengapa
ada rasa cinta?
Mengapa
ada rasa benci?
Mengapa
dia kaya?
Mengapa
dia bisa begitu?
Mengapa
ini?
Mengapa
itu?
Mengapa...?
Kata
tanya yang menurut saya tidak solutif dengan porsi jawaban yang sering membuat
bingung. Semua pertanyaan jelas butuh jawaban dengan tingkat pemahaman dan
kepuasan masing-masing. Siapa, Kapan dan Dimana? Kata tanya yang memiliki
pemahaman singkat tak butuh basa-basi. Seperti contoh “Dimana kamu tinggal?”,
“Siapa namamu?”, “Kapan kita bisa bertemu?” pertanyaan-pertanyaan seperti itu
dapat dijawab dengan singkat jelas dan pemahaman yang sederhana. Lain dengan
pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’. Dua kata tanya ini punya pemahaman dan
kepuasan jawaban yang berbeda. Mengapa dan bagaimana butuh jawaban yang tak
sekedar singkat dan sederhana. Mengapa kita bla bla bla dan bagaimana kita
seharusnya bla bla bla. Bagaimana lebih condong pada penjelasan memecahkan
suatu masalah dengan sebuah cara solutif. Butuh pemahaman tentunya. Tapi
mengapa tak butuh jawaban yang bisa memecahkan masalah. Mengapa butuh jawaban
yang lebih dari itu. Mengapa lebih sering digunakan untuk pertanyaan yang
sifatnya keluhan dan seakan kita tak bersyukur. Mengapa aku seperti ini,
mengapa aku seperti itu, mengapa mesti begini, mengapa mesti begitu. Mengapa
kita mesti terlahir di dunia? Ya seperti pertanyaan di atas. Mengapa hanya akan
berhenti pada lawannya ‘karena’. Itu pun kadang tak memberikan jawaban yang
memuaskan. “Hei, mengapa jawabannya gak memuaskan?”. “Karena kita masih belum
tahu dan tak akan pernah puas pada satu jawaban”. Mari kita cari tahu...
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar