Pacar Baru Olfa
Aku
baru tersadar dari tidurku beberapa menit lalu. Matahari sudah menyapa
pekarangan rumahku yang penuh dengan semak belukar. Mukaku seperti terbakar dan
gatal memerah. Air, hanya benda cair itu yang ingin kutemui saat ini. Segera kuberlari
menuju kamar mandi membasuh muka dan tanganku yang terkena cairan merah sisa
pesta tadi malam. Dari kamar berpintu merah di ruang tengah keluar seorang
lelaki berbadan tinggi tegap. Kakakku baru saja terbangun dengan keadaan yang
sama. Mukanya merah tangannya juga. Lalu adik perempuanku juga keluar dari
kamarnya untuk membersihkan cairan merah itu dari tubuhnya yang putih. Entah seperti
apa pesta tadi malam aku sudah lupa. Yang terakhir kuingat hanya suara jeritan
dan hiruk pikuk ramainya pesta.
“Tok... tok... tok!!”
Suara pintu kamar mandi digedor oleh kakakku.
“Cepetan!!”
Serunya.
Tanpa
sepatah kata kubuka pintu kamar mandi kulewati kakakku dengan aroma cairan merah
menyengat itu. Adikku diam menunggu antrian kamar mandi berikutnya. Aku
benar-benar tak suka dengan baunya. Entah ide siapa yang tega mengotori rumahku
dengan cairan itu. Kulihat di lantai rumah, di sudut belakang meja dan lemari,
di dinding kamarku sampai ruang tamu. Cairan merah itu ada di mana-mana dan bau
sekali hingga membuatku mual.
“Hari
ini kita bersih-bersih rumah!! Gak ada kata tidak!! Heran deh siapa yang
mengotori rumah pake cairan kayak gini sih?! ” Seru kakakku dari kamar mandi belakang.
Pagi
di hari Minggu kami gunakan untuk membersihkan rumah. Orang tua kami sedang
pergi keluar negeri selama dua bulan. Tentu membuat kakakku kerepotan mengatur
adik-adiknya.
“Krreeeek...”
Adikku selesai membersihkan dirinya di kamar mandi.
Adikku
ini bernama Olfa hobinya adalah memantau laptopnya. Ya, ber-facebook ria membuatnya lupa waktu. Dia orang
yang penutup dan susah bergaul dengan orang bahkan dengan kedua kakaknya. Dia lebih
sering diam dan mengurung di kamar.
“Fa,
makan dulu, abis ini kita bersih-bersih rumah” Perintahku.
“Aku
gak makan. Aku masih ingin facebook-an”
“Hufft,
siapa lagi cowok yang deket ma kamu?”
“Namanya
Jonas anaknya putih tinggi dan ganteng”
“Ah,
paling cuma bertahan seminggu, aku berani taruhan. Paling dia hanya bernasib
sama seperti mantan-mantanmu. Mempermainkanmu lalu kamu me...”
“Berisik!!
Kamu selalu sirik kak” Potongnya.
“Hey
kalian berdua bantu aku membersihkan ini!” Perintah kakakku sambil menunjuk
cairan merah yang hinggap di mana-mana.
Aku
datang membantu kakakku sementara Olfa masih berada di kamarnya. Kakakku sudah
tak mau menasehatinya lagi sama saja berbicara dengan batu.
Olfa
dan Jonas sudah dekat selama satu bulan dan mereka lengket tak terpisahkan.
Olfa hanya mau keluar kamar jika Jonas yang memintanya. Termasuk pesta tadi
malam acara ulang tahun Jonas yang ke-17 sengaja Olfa meminta dirayakan
dirumahku. Aku pun sudah mengenal Jonas dengan baik walau masih sebulan kami
bertemu. Wajahnya memang putih seperti orang Cina tapi matanya bulat besar dan
hidung mancung. Perempuan mana yang tak tertarik dengan penampilan lelaki
seperti itu. Apalagi adikku yang gampang jatuh hati begitu melihat cowok cakep.
Dia sangat dekat dengan Jonas bahkan sampai posesif sekali. Aku tak tahu apa
yang telah menyihir alam bawah sadar Olfa hingga seposesif itu. Dia tidak
begitu dengan mantan-mantan sebelumnya. Entahlah malam sepertinya telah datang
dengan bulan purnama menerangi seluruh sudut alam ini. Adikku menikmatnya
dengan laptop di pangkuan memantau beranda Facebook
Jonas dengan mata tajam. Sudahlah aku lelah menasehatinya untuk tidak berlalu
dengan dunia maya saja. Dunia mimpi sepertinya lebih enak untuk kutuju.
Terang
sekali cahaya yang masuk dari jendela kamarku. Ternyata sudah pagi lagi, kali
ini aku harus bersekolah. Ada yang mengusik melebihi rasa kantukku yang masih
hinggap di mata. Aroma yang tak sedap seperti kemarin. Kubuka pintu kamarku dan
terperanjat. Lagi-lagi cairan merah yang sama seperti kemarin. Baunya juga sama
memualkan dengan yang kemarin. Siapa lagi
yang berpesta tadi malam? Aku merasa tak membuat pesta. Tak ada yang ulang
tahun hari ini. Kubuka kamar kakakku yang ternyata masih tidur. Lalu kubuka
kamar Olfa yang tak seperti biasanya. Kamarnya gelap dan aromanya sangat
memualkan. Kubuka pintunya perlahan. Ternyata adikku baik-baik saja dengan
mayat perempuan yang tergeletak di sampingnya. Perempuan yang sepertinya aku
kenal dari facebook milik Olfa. Ya,
perempuan yang baru-baru ini diceritakan Olfa. Kasihan sekali dia harus
bernasib seperti itu gara-gara mendekati Jonas. Mungkin cairan merah kemarin
malam adalah darah teman-teman Olfa yang ingin memiliki Jonas. Bagi makhluk seperti
kami menghisap darah manusia itu sudah biasa. Tapi Olfa terlalu berlebihan. Teruntuk
Jonas : Hati-hati! Jangan sampai
bernasib sama seperti mantan-mantan adikku ya...hmm
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar