Merakit Kata

Merakit makna di balik kata...

  • Home
  • Download
  • Premium Version
  • Custom Theme
  • Contact
    • download templates
    • Link 2
    • Link 3

Menu

  • Home
  • Dear Diyar(i)
  • Fiksi Mini
  • Tentang Si Perakit
  • Merakit Gambar
Home Archive for Februari 2014

Dingin, tangan gue gemetaran setelah hujan menyapu malam ini. Batang rokok udah nemenin gue lima belas menit jadi gak berasa. Di luar sana hujan masih belum berhenti, bikin gue males beranjak dari stand yang dari tadi gue tongkrongin. Stand ini gak terlalu gede jadi penuh sesak setelah tiga temen gue ikutan nimbrung jadi satu bareng gue.
“Sori bro lama,  udah main belum bandnya?” Tanya temen gue yang dari tadi pergi ngambil jas hujan di parkiran motor.
“Belum, bentar lagi kata MC” Jawab gue sambil menyodori satu batang rokok terakhir buat temen gue.

Kutemukan dia terduduk di pinggir trotoar mengaduh. Tangannya terus memegangi mata kaki yang tampak lecet. Celana panjang hitamnya ditarik dan luka yang bersembunyi akhirnya menampakkan diri. Gadis ini benar-benar kesakitan rupanya hingga tak bisa berdiri. Terpaksa kurangkul membawanya masuk ke dalam mobil.
“Kamu gak apa-apa?” Pertanyaan retoris yang keluar dari mulutku.
Gadis itu hanya mengangguk dan senyum simpulnya sedikit menjawab kalau dia tidak apa-apa. Mobil yang kukendarai mulai membelah jalanan mengantarkan si gadis malang pulang.
“Kamu ini kenapa kok bisa lecet kayak gitu?”
“Tadi ada burung yang tersangkut di antara ranting pohon. Aku coba melepaskannya dari ranting itu dan...”
“Jatuh” Putusku.
Gadis itu mengangguk dan tertawa kecil. Untung saja aku melihatnya saat melewati jalan yang biasa kulewati pulang dari kuliah. Dia adalah adik kelasku sudah akrab sejak kami berseragam putih abu-abu. Wajahnya tampak pucat, tubuhnya lemas saat kurangkul dia masuk ke dalam mobil.


Malam itu Sabtu pukul 21.30 mata dan telingaku masih dimanjakan oleh hingar bingar pentas seni kampus. Tak terasa satu jam acara telah membawaku larut seiring dengan band-band yang berlalu dengan lagu-lagunya. Kali ini aku sedang menikmati ‘Sleepwell’ band bergenre emo dengan lagu andalannya “Clinophobia”. Semua orang sudah tahu band indie ini memiliki jam terbang yang bisa dibilang lumayan tinggi. Aku pun kenal dengan para personel band itu. Termasuk si cantik Lena vokalis yang tak lain adalah teman sekelasku. Kami pernah main band bersama mengisi sebuah acara kampus. Dia orang yang totalitas jika di atas panggung.
Beberapa hal yang kutahu tentang Lena ternyata sempat membuatku tercengang. Lena memiliki banyak mimpi buruk semasa kecilnya. Dia sempat dianggap gila oleh orang tuanya sendiri karena menceritakan hal yang tidak nyata itu. Mimpinya selalu menghadirkan halusinasi yang berlebihan hingga hampir membuatnya jatuh ke dalam jurang. Hal itu masih terjadi hingga dia beranjak dewasa. Pada suatu titik yang amat membuatnya frustasi sehingga dia tak pernah tidur. Lena adalah inspirasi dari lagunya sendiri. Dia takut tertidur dan hanya mengandalkan obat penenang untuk mengusir mimpi buruknya.
Hari ini tepat dua hari setelah pentas seni Sabtu malam kemarin. Aku berdiri bersama beberapa temanku melihat si cantik Lena lagi. Dia benar-benar inspirasi bagi lagunya sendiri. Lagu yang dulu pernah kami mainkan. Lena melawan “Clinophobia” dengan lagu “Overdose” dan “Rest in Peace”
***
221 kata.
Ditulis untuk MFF Prompt #40 : Fobia
Clinophobia : Takut untuk tidur


Aku melihatnya, seorang putri Raja Aldin yang menangis di antara kerumunan pesta. Untuk kesekian kalinya dia dijodohkan dengan pangeran-pangeran kerajaan seberang yang memiliki kharisma. Seorang Raja Aldin yang dikagumi memang pantas memasangkan pangeran yang tampan bersanding dengan putri satu-satunya yang cantik jelita. Dia bernama Amelda dengan gaun merah jambu ketika aku melihatnya di pesta.
Beberapa waktu yang lalu kami bertemu di pasar. Aku benar-benar terasa tersihir oleh kecantikannya. Dia berjalan sendirian dengan pakaian biasa. Percaya atau tidak Amelda tak terlihat seperti seorang putri. “Apa yang harus kukatakan padamu? Aku ini hanyalah penjual rumput gembala dari sudut kerajaan” Jantungku berdetak keras dan Amelda semakin dekat menuju kiosku. Mengapa aku harus menjadi penjual rumput dan kau menyamar seperti penggembala?
Langganan: Postingan ( Atom )

Mari Mencari

Sembari Dengarkan

Arsip Rakitan

  • ►  2017 (3)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2016 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2015 (15)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2014 (35)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (17)
    • ▼  Februari (4)
      • Don Juan
      • Gadis Indonesia yang baik hatinya
      • Sleepwell
      • Kata Ketiga Belas Akan Membuka Gerbang Kerajaan!!
    • ►  Januari (5)
  • ►  2013 (4)
    • ►  Desember (4)

Rakitan Sebelumnya

  • Ingin Hilang Ingatan
    Letih di sini, kuingin hilang ingatan.... Gerimis merona malam ini. Aku bisa merasakan warna pipimu memerah delima. Kau pasti meng...
  • #FFRabu - Lipstik Buat Parti
    Sejak Si Parti anak Pak Lurah suka nongkrong di warung milik Pak Burhan, dia menjadi pintar bersolek. Kecantikannya kini hampir menyaingi ...
  • Aku Memilihmu
    sumber Pilih dia atau aku, Lucie? “Jangan gegabah! Berpikirlah!” lelaki di depanku berteriak. Mukanya pasi melihatku. Aku t...
  • #FFRabu - MOU
    “Silakan dipelajari MOU-nya, Pak.” “Sebentar, Mas. Ini benar harga barangnya segini?” “Iya, Pak. Kalau kondisinya baru, biayanya meman...
  • Hanya Teman (Kata Mutia)
    Dulu. Dulu kita punya cerita. Teman. Dulu kita berteman. Sampai sekarang pun kita berteman. Hanya berteman. Sampai akhirnya waktu mu ...

Monday Flash Fiction

Monday Flash Fiction
Tempat untuk berfoya-foya para FlashFiction Lovers

Follow Twitter

Follow @ardirahardian

Cuplikan Twitter

Tweets by @ardirahardian

Kawan Blogger

Langganan

Postingan
Atom
Postingan
Semua Komentar
Atom
Semua Komentar

Si Perakit Kata

Unknown
Lihat profil lengkapku

E-book Monday Flashfiction 1

E-book Monday Flashfiction 1

E-book Monday Flashfiction 2

E-book Monday Flashfiction 2

Pada Sebuah Nama

Pada Sebuah Nama

Merakit Kata (Book Version)

Merakit Kata (Book Version)
Copyright 2014 Merakit Kata.
Distributed By My Blogger Themes | Designed By OddThemes