Gadis Indonesia yang baik hatinya
Kutemukan
dia terduduk di pinggir trotoar mengaduh. Tangannya terus memegangi mata kaki
yang tampak lecet. Celana panjang hitamnya ditarik dan luka yang bersembunyi
akhirnya menampakkan diri. Gadis ini benar-benar kesakitan rupanya hingga tak
bisa berdiri. Terpaksa kurangkul membawanya masuk ke dalam mobil.
“Kamu
gak apa-apa?” Pertanyaan retoris yang keluar dari mulutku.
Gadis
itu hanya mengangguk dan senyum simpulnya sedikit menjawab kalau dia tidak
apa-apa. Mobil yang kukendarai mulai membelah jalanan mengantarkan si gadis
malang pulang.
“Kamu
ini kenapa kok bisa lecet kayak gitu?”
“Tadi
ada burung yang tersangkut di antara ranting pohon. Aku coba melepaskannya dari
ranting itu dan...”
“Jatuh”
Putusku.
Gadis
itu mengangguk dan tertawa kecil. Untung saja aku melihatnya saat melewati
jalan yang biasa kulewati pulang dari kuliah. Dia adalah adik kelasku sudah
akrab sejak kami berseragam putih abu-abu. Wajahnya tampak pucat, tubuhnya
lemas saat kurangkul dia masuk ke dalam mobil.
“Ada
apa sih? Kok kayaknya lemes banget? Parah ya lukanya cuma jatuh dari pohon
juga. Gak tinggi-tinggi amat” Ledekku. Kami memang sudah biasa saling meledek.
“Aku
habis donor darah tau!” Jawabnya kesal.
“Oh
hoho santai bos, ok kamu emang langganan ya acara begituan”
“Udah
gak usah sewot, anterin aja aku pulang”
Sepanjang
perjalanan kami selalu bercanda hingga tak terasa sampai di depan pintu gerbang
rumah si gadis. Dia masih mengaduh ketika kurangkul masuk ke dalam rumah. Dari dalam,
ibunya menyambut dengan pertanyaan ini dan itu membuatku agak sedikit kesal.
“Bisakah diam sebentar
dan bantu merawat lukanya? Atau membuatkanku minum mungkin?”
Batinku sedikit geram.
Setengah
jam berlalu kutinggalkan rumah si gadis sore itu. Dia membuatku tersenyum
hampir tertawa. Bagaimana tidak, aku telah menolong seorang penolong. Seorang gadis
yang baik hatinya. Hatiku sedikit sombong dan bungah ditutup dengan tawa kemenangan
kecil. Namun dibandingkan dengannya, jam terbang menolongku masih kalah jauh di
bawah gadis itu. Dia telah banyak menolong orang, binatang, tumbuhan, alam
sekitar. Benar-benar makhluk sosial yang patut diacungi jempol.
Siapa
sangka gadis yang manis dan kalem itu hanya berginjal satu, dia donorkan untuk ayahnya.
Turut serta menjadi relawan saat bencana melanda negeri ini. Menyelamatkan
ratusan bahkan ribuan telur penyu untuk dikembangbiakkan dengan baik. Aksi menanam
pohon juga dia ikuti. Donor darah adalah acara rutin yang selalu tak terlewatkan.
Menyumbang dana untuk para yatim piatu di panti asuhan. Menyayangi keluarga dan
teman-temannya. Itu baru yang kutahu, selebihnya mungkin banyak yang belum
kuketahui apa lagi yang dia lakukan demi kebaikan. Menolong seekor burung saja
dia rela sampai terjatuh dan terluka.
Yang
terakhir kudengar, dia telah kehilangan separuh hatinya. Akhir-akhir ini dia
memang beberapa kali bercerita tentang pacarnya. Aku tak tahu seberapa jauh
hubungan dia dengan pacarnya itu. Tapi yang lebih membuatku bingung, dia telah
kehilangan separuh hatinya?
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar