Menari di atas kertas
“Apa
bagusnya membuat suatu benda dari kertas?”
Aku hanya mengumpat dalam hati. Memang tak
bagus, tapi cantik. Beruntung wajah cantikmu meredam kata hatiku merendahkan
nilai benda-benda dari kertas ini. Ya, banyak sekali tercecer di sekitarku
bermacam-macam origami, perahu kertas, pesawat kertas, bunga kertas dan
kawan-kawannya. Seperti anak umur enam tahun saja rasanya kalau bermain
denganmu. Eh, tapi untung rumahmu bukan terbuat dari kertas. Hatimu juga
kuharap bukan terbuat dari selembar kertas.
Jari jemari saling bertaut menari di
atas kertas ketika kamu mengajariku membuat beberapa mainan dari benda seberat
70 gram itu. Entah, aku yang tadinya mengolok hasil karya dari kertas kini
mulai termakan olokanku sendiri. Ternyata susah-susah gampang membuatnya bahkan
ada beberapa yang membuatku menyerah. Dengan hati yang setengah ikhlas
kubiarkan kamu mengejekku.
Kamu bilang suka sekali dengan bunga
kertas. Maka setengah mati aku berlatih membuat ornamen itu. Ternyata tak mudah
membuat sekuntum bunga kertas. Tanganku bukan tangan orang yang mahir
melipat-lipat lembaran tipis itu.
“Ah,
untuk apa kubuat bunga kertas ini untuknya? Toh hasilnya juga pasti jelek”
“Bodoh!
Apa kamu tak sadar, wanita di depanmu ini sudah mengirimkan sinyal-sinyal
cintanya?”
Gila. Lama-lama aku bisa gila kalau di
hatiku terjadi perang batin seperti ini. Akhirnya kuikuti kata hatiku untuk
merespon sinyal-sinyal cintamu. Semoga saja aku tak salah menangkap sinyal.
Tanganmu yang lembut dan jemari lentik
itu mengajariku dengan beberapa sentuhan. Seakan mengajak jariku semakin lincah
menari di atas lipatan kertas.
***
“Yes,
akhirnya jadi juga”
Begitu kiranya gambaran hatiku ketika
berhasil membuat sekuntum bunga kertas. Kamu bilang akan menerima cintaku kalau
aku berhasil membuat bunga kertas sebanyak mungkin. Ah, entah itu benar atau
gurauan. Semoga saja benar karena aku berhasil membuat 20 bunga kertas.
Sebuah vas berisi sekitar 10 bunga
kertas kutemukan di sudut kamarmu. Setiap bunga kamu beri nama. ‘Doni-pacar
pertama, Indra-pacar kedua’ dan seterusnya. Jadi aku pacar ke berapa?
300 kata.
Ditulis untuk MFF Prompt #42 : Bunga
Kertas
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
keren banget tulisannya
BalasHapusdari tulisan ini saya ngambil kesimpulan kalau mereka bener2 masih kecil
mungkin masih SD
cinta si cowok mungkin tulus ke cewek nya
tapi si cewek mungkin masih belum paham apa itu cinta
dia masih seneng "ngoleksi cowok" yang dengan polosnya dia tunjukan (secara tidak langsung) di vas bunga kertasnya
Makasih sudah baca bang. Sebenarnya wataknya saja yg seperti anak SD. Fisiknya tetep orang dewasa kok. Ya, kadang kita pernah bertemu dengan orang yang kekanak-kanakan bukan? Seperti itu.
Hapusxixixi, ceritanya segar. Koleksi bunga apa koleksi cowok ya?
BalasHapusMakasih sudah baca :) koleksi flash fiction aja kali ya hha
Hapussuka dengan idenya ^^. hasilnya juga lucu ^^
BalasHapusmakasih sudah mampir :)
HapusHihi, cowo=bunga kertas...
BalasHapusIya, hehe... makasih sudah baca :)
Hapuskalau di vas sudah ada 10 bunga kertas dengan tulisan semacam itu, berarti dia pacar ke-11, kalau jadi. tidak perlu muncul kalimat pertanyaan itu. malah mengurangi 'kick'-nya.
BalasHapusaku agak terganggu soal kertas seberat 70 gram itu. setahuku, ukuran berat kertas itu adalah untuk per meter persegi. aku jadi membayangkan seberapa besar kertas yang mereka pakai main-main origami? 70 gram itu kira-kira seberat sepertiga blueband sachetan yang biasa dijual di warung dan supermarket itu lho :D
Ah iya aku kecolongan, kepikiran 70 gr itu dari kertas hvs yg kubeli waktu jaman tugas akhir hehe (curcol dikit). Makasih kritiknya mbak. Membangun agar tetap memperhatikan logika biar gak cacat :)
Hapus