Kita Tak Pernah Jauh!



 “Cantik”
Begitulah ungkapan yang cocok untuk paras yang kutemukan saat aku melihatmu. Karena tak hanya cantik di luar tetapi juga di dalam. Sungguh, lelaki mana yang tak beruntung jika memilikimu. Ah, tak ada salahnya kudekati dirimu untuk kupacari. Mungkin aku bisa menjadi lelaki yang beruntung itu.
Bahagia itu sederhana. Banyak orang mengatakan dan merasakannya. Ya, akupun merasakannya. Cukup selalu bersamamu dan semuanya terasa indah. Pendekatanku berbuah manis mengubah status lajangku menjadi berpacaran. Jejaring sosial ramai bertanya tentang status baruku. Dengan bangga kuperkenalkan Gadis kepada semua orang. Dialah pacarku sekarang.
***
“Cantik”
Gadis masih secantik saat pertama kali aku melihatnya. Bahkan senyumnya pun tak pernah berubah dengan rona merah di pipi. Ah, Gadis selalu malu-malu jika di dekatku. Dia pasti mengusap-usap cincin yang aku berikan kalau sedang malu. Hobinya menolong orang dan melakukan kegiatan sosial. Dia juga penyayang binatang khususnya kucing. Di rumahnya ada tiga ekor kucing, dua ekor kura-kura jantan dan betina, bermacam-macam burung dan ikan. Kegiatannya setiap tiga bulan sekali adalah donor darah. Ya, begitulah Gadis. Aku sampai hafal betul semua tentangnya.
Sepiring kue buatan ibuku seakan melambai-lambai menyuruhku untuk menyantapnya. Oh, aku lupa Gadis juga merasakan hal yang sama karena dia kini duduk bersebelahan denganku. Dia paling suka dengan kue buatan ibuku. Kulihat Gadis sudah tak sabar ingin mencicipi. Kuambilkan sepotong kue yang lembut itu untuknya. Eh, dia malah tersenyum dengan rona merah di pipi seperti biasa. Kue ini tak lengkap kalau tak ditemani sirup yang dingin dan menyegarkan. Hmm, aku menelan liurku berkali-kali.
“Tunggu sebentar ya, aku buatkan sirup untukmu” Ucapku dan segera berlari menuju dapur.
Gadis masih terduduk di sofa dengan senyum pipi meronanya. Dia selalu tersenyum seperti itu. Tak lama aku segera kembali dengan dua gelas sirup dingin. Betapa senangnya aku disambut dengan senyum yang merona itu lagi. Gadis, kamu memang pacarku yang aku sayang. Kue yang lembut itu lenyap dalam hitungan menit.
***
“Cantik”
Gadis masih secantik saat aku menyatakan cinta di depan rumahnya yang ditumbuhi banyak tanaman hias. Bahkan senyumnya tak berkurang sedikitpun. Masih merona merah di pipinya yang agak berisi itu. Semua tentang gadis tak pernah berubah. Dia tetap sama dengan yang dahulu. Tetap cantik dengan cincin melingkar di jari manisnya. Gadis semakin sayang padaku. Aku tak perlu takut kehilangan karena dia selalu ikut denganku ke mana pun aku pergi. Dan fotonya yang tersenyum merah merona itu selalu kupajang di layar smartphone yang kini kukantongi.
“Halo?” Suara Gadis menelponku dari negara tetangga.
***
432 kata.
Untuk MFF Prompt #41 : Cinta
FM. Arya Dwipangga – LDR
Asyiknya punya kekasih bisa bebas kapan saja berjumpa dan yang paling hebatnya adalah dia bisa kumasukkan dalam saku celana!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

7 komentar:

  1. kalau bosan bisa ganti foto dengan yang lain :D

    BalasHapus
  2. Haha, bisa jadi. Asal gak beda orang aja dlm fotonya

    BalasHapus
  3. Sweet LDR ya... :)
    Merah merona di manapun dia berada.

    BalasHapus
  4. jarak tak terbatasi asal ada handphone ya...

    BalasHapus
  5. kalo ldr, liat foto aja bahagia. tp kalo ga ldr, liat foto tetep aja harus ketemu :p

    BalasHapus
  6. mau diapakan pun ldr itu berat. ergh.

    BalasHapus