The Kill


“Pergilah John! Cintailah dia jika kau mencintaiku.
Sialnya aku terlalu mencintaimu hingga otakku tak sanggup lagi memutar logika. Aku akan melakukan apa pun demi mencintaimu. Lani, aku tahu kau tak sanggup untuk merasakannya. Apa yang kurasakan bersama dengan Lena adalah untukmu. Untuk mencintaimu dan melakukannya untukmu. Ini gila, aku memang gila karena cinta yang salah.
Lani, apa yang akan kaulakukan jika aku ingin berhenti. Tertawa puas di depan wajahmu. Menjauhimu lalu tak lagi mencintaimu karena aku tersadar dari kegilaan ini. Apa yang akan kaulakukan jika aku terjatuh. Tak bisa lagi melakukan semua sandiwara ini. Apa yang akan kaulakukan jika aku ingin melawan. Memintamu agar aku terbebas menjadi diriku sendiri.
Lani, kaubilang saat itu kauingin melihat lebih jauh seberapa kuat cintaku. Lalu kau mengujinya dengan kegilaan ini. Sungguh, betapa aku bisa merasakan diriku yang lain merenggut paksa diriku yang sebenarnya.

“Apa lagi yang kautunggu John?” Aku lelah mendengar kata-kata itu keluar dan menggusurku kasar.
“Aku tak akan lari darimu karena aku tahu kau mencintaiku John,”  Lani meyakinkanku mengumbar janji memberikan madu yang terasa pahit bagiku.
Aku mencoba menjadi seseorang yang bukan diriku sebenarnya. Aku harus tersenyum di depan Lena. Menuruti apa yang dikatakannya. Menjaga dan melindunginya. Semua ini sungguh bukan diriku yang melakukannya. Ada sosok lain yang tega memerankan semua ini. Tega membuat Lani merasakan sakit. Seharusnya aku tak melakukan semua ini. Kenapa aku ini?
Lani, seharusnya kaudatang padaku. Ya, datang padaku segera. Hentikan aku dari kegilaan menjadi diriku yang lain. Bakar aku agar tak ada lagi perang dingin antara kau dan sahabatmu—Lena—. 
***
Lena datang kepadaku dengan amarah yang memuncak. Dia tersadar dengan sandiwaraku. Lani salah besar dengan rencana persahabatannya. Persahabatan yang seharusnya tetap terjaga. Aku terus berusaha menenangkan Lena agar dia tak bertindak bodoh di luar dugaan. Keyakinanku benar-benar diuji dengan hadirnya dua pilihan berat. Memilih mencintai Lani atau mencintai Lena. Tak usah dipikirkan karena semua mengarah ke Lena. Lani tak akan menarik perkataannya untuk mengujiku. Dia tak akan lari ke mana pun.
***
“Apa lagi yang kautunggu John?” sial kata-kata itu lagi yang kudengar dari mulut Lena.
Aku tak akan memilih karena pilihan itu sudah jelas. Aku memilih Lena untuk mencintai Lani. Semua tetap sama seperti semula. Sandiwara ini tak akan berhenti dan juga kegilaanku untuk mencintai Lena karena Lani.
“Apa yang kaulakukan John? Cepat! Atau aku yang akan melakukannya,” Lena di belakangku tak sabar.
“Satu…” Lena mulai menghitung.
“Dua…” Lena mendekat.
“Tiga!”
Lani, aku tetap mencintaimu dan akan terus mencintaimu. Lena, aku akan mencintaimu dengan kegilaan ini. Kutinggalkan Lani tenggelam di dasar jurang setelah kudorong tubuhnya pada hitungan ketiga.
***
---Terinspirasi dari lagu “The Kill – 30 Second to Mars”---

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar