Kita Tak Pernah Jauh!
“Cantik”
Begitulah ungkapan yang cocok untuk paras yang kutemukan
saat aku melihatmu. Karena tak hanya cantik di luar tetapi juga di dalam.
Sungguh, lelaki mana yang tak beruntung jika memilikimu. Ah, tak ada salahnya
kudekati dirimu untuk kupacari. Mungkin aku bisa menjadi lelaki yang beruntung
itu.
Bahagia itu sederhana. Banyak orang mengatakan dan
merasakannya. Ya, akupun merasakannya. Cukup selalu bersamamu dan semuanya
terasa indah. Pendekatanku berbuah manis mengubah status lajangku menjadi
berpacaran. Jejaring sosial ramai bertanya tentang status baruku. Dengan bangga
kuperkenalkan Gadis kepada semua orang. Dialah pacarku sekarang.
“Cantik”
Gadis masih secantik saat pertama kali aku melihatnya.
Bahkan senyumnya pun tak pernah berubah dengan rona merah di pipi. Ah, Gadis
selalu malu-malu jika di dekatku. Dia pasti mengusap-usap cincin yang aku
berikan kalau sedang malu. Hobinya menolong orang dan melakukan kegiatan
sosial. Dia juga penyayang binatang khususnya kucing. Di rumahnya ada tiga ekor
kucing, dua ekor kura-kura jantan dan betina, bermacam-macam burung dan ikan.
Kegiatannya setiap tiga bulan sekali adalah donor darah. Ya, begitulah Gadis.
Aku sampai hafal betul semua tentangnya.
Sepiring kue buatan ibuku seakan melambai-lambai menyuruhku
untuk menyantapnya. Oh, aku lupa Gadis juga merasakan hal yang sama karena dia
kini duduk bersebelahan denganku. Dia paling suka dengan kue buatan ibuku.
Kulihat Gadis sudah tak sabar ingin mencicipi. Kuambilkan sepotong kue yang
lembut itu untuknya. Eh, dia malah tersenyum dengan rona merah di pipi seperti
biasa. Kue ini tak lengkap kalau tak ditemani sirup yang dingin dan
menyegarkan. Hmm, aku menelan liurku berkali-kali.
“Tunggu sebentar ya, aku buatkan sirup untukmu” Ucapku dan
segera berlari menuju dapur.
Gadis masih terduduk di sofa dengan senyum pipi meronanya. Dia
selalu tersenyum seperti itu. Tak lama aku segera kembali dengan dua gelas
sirup dingin. Betapa senangnya aku disambut dengan senyum yang merona itu lagi.
Gadis, kamu memang pacarku yang aku sayang. Kue yang lembut itu lenyap dalam
hitungan menit.
***
“Cantik”
Gadis masih secantik saat aku menyatakan cinta di depan
rumahnya yang ditumbuhi banyak tanaman hias. Bahkan senyumnya tak berkurang
sedikitpun. Masih merona merah di pipinya yang agak berisi itu. Semua tentang
gadis tak pernah berubah. Dia tetap sama dengan yang dahulu. Tetap cantik
dengan cincin melingkar di jari manisnya. Gadis semakin sayang padaku. Aku tak
perlu takut kehilangan karena dia selalu ikut denganku ke mana pun aku
pergi. Dan fotonya yang tersenyum merah merona itu selalu kupajang di layar smartphone yang kini kukantongi.
“Halo?” Suara Gadis menelponku dari negara tetangga.
***
432 kata.
Untuk MFF Prompt #41 : Cinta
FM. Arya Dwipangga – LDR
Asyiknya
punya kekasih bisa bebas kapan saja berjumpa dan yang paling hebatnya adalah
dia bisa kumasukkan dalam saku celana!
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
kalau bosan bisa ganti foto dengan yang lain :D
BalasHapusHaha, bisa jadi. Asal gak beda orang aja dlm fotonya
BalasHapusSweet LDR ya... :)
BalasHapusMerah merona di manapun dia berada.
jarak tak terbatasi asal ada handphone ya...
BalasHapusLDR, yakin?? kuat?? #Loh :D
BalasHapuskalo ldr, liat foto aja bahagia. tp kalo ga ldr, liat foto tetep aja harus ketemu :p
BalasHapusmau diapakan pun ldr itu berat. ergh.
BalasHapus